Pengertian Permintaan dan Penawaran
Permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi, adalah merupakan suatu penggambaran atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual terhadap suatu barang.
Permintaan
adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu. Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau
ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Menurut Sadono Sukirno dalam buku “Pengantar Teori Mikroekonomi” Ia
menjelaskan bahwa teori permintaan menerangkan tentang ciri-ciri atau sifat
hubungan antara jumlah permintaan dan harga atas sesuatu barang, sedangkan
teori penawaran menerangkan tentang sifat penjual di dalam menawarkan
barang-barang yang akan dijualnya.
Hukum Permintaan dan Penawaran
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah
maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga
semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya
Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
Hukum permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Hukum penawaran
Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
“Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditwarkan.”
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).
Faktor – faktor yang mempengaruhi Permintaan dan
Penawaran
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa,
antara lain :
- Tingkat pendapatan
seseorang/masyarakat
- Jumlah penduduk
- Selera penduduk
- Fluktuasi ekonomi
- Harga barang yang di tuju
- Harga barang subsitusi
Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)
Besar kecilnya permintaan di tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan berlaku bila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan (tetap) atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus. Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan Alfred Marshall. Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.
Besar kecilnya permintaan di tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan berlaku bila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan (tetap) atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus. Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan Alfred Marshall. Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain :
- Harga barang yang dituju
- Biaya produksi dan ongkos
- Tujuan produksi
- Teknologi yang digunakan
- Harga barang subsitusi
Lain hal (faktor sosial/politik)
Apabila terdapat perubahan harga barang yang dituju, sedangkan
factor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti : biaya produksi dan ongkos,
tujuan produksi , teknologi yang digunakan, harga barang subsitusi dan
lain-lain hal tidak berubah. Maka penawaran akan ditentukan oleh harga, jadi
besar kecilnya jumlah barang/jasa yang ditawarkan tergantung pada tinggi
rendahnya harga. Menurut Alfred Marshall perbandingan lurus antara harga
terhadap penawaran disebut sebagai hukum penawaran.
Penentuan Harga Keseimbangan
Harga
keseimbangan atau harga ekuilibrium dalam ekonomi adalah merupakan harga
yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran.
Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil
kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas
yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah
tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi
patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Pendekatan Perilaku Konsumen, Pendekatan Kardinal,
Pendekatan Ordinal
Perilaku
konsumen merupakan aktivitas seseorang yang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, dan, pengevaluasian
produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pendekatan
untuk mempelajari perilaku konsumen ini dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Pendekatan Kardinal
Pendekatan
kardinal yaitu mengukur kepuasan konsumen dalam mengonsumsi dengan satuan ukur,
makin banyak barang yang dikonsumsi makin besar kepuasan yang diperoleh. Di
dalam pendekatan kardinal terjadi hukum The law of deminishing Marginal
Utility. Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva.
Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang dapat dihargai dengan
uang, sehingga makin besar kepuasan semakin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh
tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika
kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan
harga murah. Pendekatan cardinal ini biasa disebut dengan Daya Guna
Marginal.
b) Pendekatan Ordinal
Pendekatan ordinal yaitu mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif). Untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen ini dilakukan dengan menggunakan kurva indiferens. Kurva inidiferens ini merupakan kurva yang menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi dan menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
Konsep Elastisitas
Konsep
elastisitas adalah pengukuran untuk mengetahui seberapa besar kepekaan
atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Konsep elastisitas ini dibagi 3,
yaitu :
a) Harga
Elastisitas
harga permintaan adalah respon jumlah permintaan akibat perubahan jumlah barang
yang diminta dengan presentase perubahan pada harga di pasar. Tanda
elastisitas harga selalu negatif karena sifat hubungan yang berlawanan sesuai
hukum permintaan yang berbunyi jika harga naik, maka kuantitas barang
turun dan sebaliknya, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar
indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari, sama dengan lebih besar dari satu dan
merupakan angka mutlak (absolute). Rumus untuk menghitung elastisitas harga,
yaitu :
Eh = ( Δ Q /Q) / (ΔP / P) atau Eh
= (Δ Q x P) / (ΔP x Q)
Dimana :
Eh = elastisitas harga permintaan
Q = jumlah barang yang diminta
P = harga barang
Δ = perubahan.
Dari perhitungan dengan rumus di atas dapat disimpulkan bahwa :
- Jika perubahan harga
mengakibatkan perubahan jumlah permintaan meningkat lebih besar maka
elastisitas permintaannya adalah elastis (elastic).
- Jika perubahan harga
mengakibatkan perubahan permintaan yang sama besarnya maka elastisitas
permintaannya adalah unitari (unity).
- Jika perubahan harga
mengakibatkan jumlah permintaan berubah sedikit maka elastisitas
permintaannya adalah in elastis (in elastic).
b) Silang
Elastisitas
silang adalah pengukuran perubahan harga suatu produk yang akan berpengaruh
dengan volume penjualan barang lain. Rumus untuk menghitung elastisitas silang
antara barang A dan B, yaitu :
Es = (Q A / T A) /
(ΔP B / P B)
Dimana :
Es = elastisitas silang
T A = kuantitas penjualan A
Q A = perubahan jumlah A
dijual
P B = harga B
ΔP B = perubahan harga B.
c) Pendapatan
Elastisitas
pendapatan adalah pengukuran perubahan pendapatan konsumen yang akan
berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang. Rumus untuk
menghitung elastisitas pendapatan, yaitu :
Em = (Δ Q / Q) / (Δ Y
/ Y)
Dimana :
Em = elastisitas pendapatan
Q = kuantitas yang diminta
Y = pendapatan
Δ = perubahan yang terjadi.
Q = kuantitas yang diminta
Y = pendapatan
Δ = perubahan yang terjadi.
Dari perhitungan dengan rumus di atas dapat disimpulkan bahwa :
- Jika Em= 1 atau disebut dengan
kondisi Unity, maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 %
jumlah permintaan akan barang.
- Jika Em>1 atau disebut
dengan kondisi Elastis, maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih
besar dari pendapatan yang mereka terima untuk melakukan permintaan
terhadap barang.
Jika pendapatan naik dan hasil perhitungan Em < 1 atau disebut dengan
kondisi in Elastis, maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan
yang mereka terima untuk melakukan permintaan terhadap barang.
Daftar Pustaka :
Daftar Pustaka :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Penawaran_dan_permintaan
- http://ekonomilmu.blogspot.com/2013/01/pengertian-permintaan-penawaran-hukum.html
- http://nandoputrapratama.blogspot.com/2016/01/permintaan-dan-penawaran_17.html#ixzz3yEgElsZV
- http://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_(ekonomi)
- http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
- Sukirno Sadono.
1985. PENGANTAR TEORI MIKROEKONOMI. Jakarta : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI dengan Bima Grafika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar